Selasa, 29 Maret 2016

Perang SUV di Indonesia

Aneka SUV (sumber gambar: situs resmi Toyota Astra, Hyundai, Ford, Honda, Subaru, Mitsubishi (KTB), Chevrolet, Nissan dan Mazda)

Indonesia, merupakan area pasar otomotif yang sangat menggiurkan. Produsen otomotif Internasional, seperti dari Jepang, Amerika dan Eropa berlomba-lomba menarik hati masyarakat Indonesia, untuk membeli mobilnya. Siapa yang menang dari perlombaan tersebut? Tak diragukan lagi, pemenangnya adalah produsen asal Jepang. Mobil yang paling banyak terjual adalah tipe Multi Purpose Vehicle (MPV), yang memiliki keunggulan dalam mengangkut penumpang dan barang, dari segi kuantitas.

Selain MPV, tipe mobil lain yang laku keras di Indonesia adalah Sport Utility Vehicle (SUV). Mobil SUV identik dengan kendaraan penumpang yang memiliki kemampuan bermanuver, bahkan pada kondisi jalan yang sulit.  Sehingga, sejatinya SUV dilengkapi dengan teknologi yang mendukung manuvernya, salah satunya adalah teknologi sistem pemindah tenaga 4 roda (4 Wheel Drive/4WD atau 4X4). Namun, di Indonesia, banyak SUV yang tidak memiliki karakteristik tersebut, cukup penggerak 2 roda (2 Wheel Drive/2 WD atau 4X2). Karena SUV laris manis di perkotaan, dengan kondisi jalan yang cenderung baik dan rata, sehingga tidak terlalu membutuhkan teknologi penggerak 4 roda (4WD).

Teknologi 4 WD atau 4X4 memang jarang dibeli masyarakat. Berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) per Januari – Februari 2016, kendaraan 4X4 hanya laku 912 unit, mendapat porsi 0,5% pasar otomotif Indonesia. Sedangkan kendaraan 4X2 laku terjual 103.411 unit, menguasai pasar otomotif dengan porsi 59,7%. Fakta itu disebabkan oleh tingginya harga kendaraan 4X4. Oleh sebab itu, produsen otomotif sepertinya berfikir seribu kali untuk mengeluarkan kendaraan 4WD atau 4X4, khawatir tidak laku.

Reduksi Teknologi Demi Harga Jual

Salah satu faktor yang dapat menekan harga sebuah SUV adalah hanya menggunakan power train 2 roda. Komponen penggerak 4 roda harganya cukup mahal. Selain itu, mobil dengan penggerak 4 roda (4X4) dikenakan pajak penjualan yang lebih tinggi dibanding 4X2. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.22 tahun 2014, kendaraan 4x4 dikenai pajak penjualan 40%, sedangkan mobil 4X2 hanya dipajak 20%.  Sehingga, produsen harus berpikir keras sebelum meluncurkan mobil 4X4.
Kalaupun ada varian dengan penggerak 4 roda, biasanya dibanderol dengan harga tinggi, yang memang dikhususkan untuk penggila mobil 4WD.  Sebagai contoh, Toyota Fortuner dengan penggerak 4 roda pada tipe 2VRZ 4X4 A/T dijual dengan harga Rp 631.500.000. Sedangkan yang identik dengan itu, tetapi menggunakan sistem penggerak 2 roda, yaitu tipe 2VRZ A/T “hanya” dijual dengan harga Rp 494.000.000 (sumber). Perbedaan harganya sangat jauh. Itulah yang menyebabkan SUV 2 WD atau 4X2 lebih laris.

Pun demikian dengan kompetitor abadi Toyota Fortuner, yaitu Mitsubishi Pajero. Pajero tipe Dakar dengan penggerak 4X4, dibanderol dengna harga Rp 623.000.000. Sedangkan tipe Dakar 4X2 “hanya” Rp 496.000.000 (sumber). Harganya tak jauh berbeda dengan Fortuner, ya karena Mereka berkompetisi secara ketat.

Atau Nissan yang belum “berani” mengeluarkan All New X-trail (Klik Review Nissan) penggerak 4 roda. All New X-Trail yang pada triwulan pertama 2015 sempat menjadi pemimpin pasar SUV, masih bertahan dengan image SUV dengan harga terjangkau. Padahal, di Negara asalnya, Jepang, All New X-Trail tersedia varian 4X4. Tentunya dengan harga yang lebih tinggi daripada penggerak 2 roda (4X2). Begitu juga di Thailand, All New Nissan X-Trail dilengkapi dengan powertrain 4X4. Belum diketahui apakah Nissan tertarik menjual All New X-Trail 4X4 di Indonesia.

Perang Pasar SUV Tahun 2014 dan 2015

Di Indonesia, SUV memiliki beberapa kategori, seperti Enty Level atau Low, Medium atau Middle dan High atau Total SUV. Kategori tersebut bisa berdasarkan harga, volume mesin dan ukuran body serta jumlah penumpang.  Namun, belum ada nomenklatur yang jelas mengenai mobil yang tergolong dalam kategori Low SUV hingga High/Total SUV. Semua produsen memiliki nomenklatur yang berbeda, jadi sulit untuk mengelompokkan semua SUV dari semua produsen ke dalam kategori tersebut.

Si kembar Toyota Rush dan Daihatsu Terios yang sering dikategorikan dalam SUV kelas Enty Level/ Low dan Medium/ Midle, kerap menduduki puncak SUV terlaris di kelasnya. Harganya yang terjangkau, menjadikan Rush dan Terios sering disebut sebagai SUV “Sejuta Umat”. Tahun 2014, Rush tercatat sebagai SUV terlaris, laku terjual 27.695 unit (Penjualan Januari – November). Disusul kembarannya, Daihatsu Terios yang laku terjual 17.647 unit. Urutan ketiga dan keempat diisi oleh High atau Total SUV, yaitu Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero, yang masing-masing terjual 16.985 unit dan 11.044 unit. Kedua Mobil itu memang selalu bersaing ketat. Di urutan ke lima, diisi Honda CR-V yang terjual 8.549 unit. Selanjutnya Ford Ecosport, Mitsubishi Outlander Sport, Mazda CX-5, Nissan X-Trail dan Nissan Juke diurutan keenam hingga kesepuluh (sumber).

Awal tahun 2015, Nissan membuat gebrakan pasar. Setelah meluncurkan generasi terbaru X-Trail, yaitu All New X-Trail 2014, langsung memimpin pasar SUV. Triwulan pertama 2015, All New Nissan X-Trail menjadi SUV terlaris, mengalahkan Honda CR-V, Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero (sumber). Mengapa kala itu All New X-Trail sangat diminati konsumen? Mungkin karena terjadi perubahan drastis dari X-Trail generasi sebelumnya. All New X-Trail mendapat prestasi Car of The Year di ajang Indonesia Car of The Year (ICOTY) Auto Bild 2014 dan predikat “Most Favorite Car” pada ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2014.

Prestasi itu sepertinya turut mendongkrak penjualan All New X-Trail. Tetapi, sepertinya, faktor utama yang mendokrak penjualan adalah teknologi dan fitur baru di X-Trail. Faktor tersebut antara lain adalah performa, desain dan fitur unggulan dari X-Train. All New X-Trail mengandalkan 2 tipe mesin, yaitu tipe MR20DD (2.000cc) dan QR25DE (2.500cc). Kedua mesin tersebut mampu menghasilkan tenaga 144 PS dan 171 PS. Bandingkan dengan Mitsubishi Pajero dengan kapasitas mesin 2500cc hanya menghasilkan tenaga maksimal 136 PS. Atau Toyota Fortuner dengan mesin besar, yaitu 2.700cc hanya menghasilkan 163 PS, masih unggul mesin QR25DE miliki All New X-Trail. (Review lengkap All NewX-Trail). Desain All New X-Trail pun berhasil bervolusi.

Bulan Mei 2015, Toyota kembali menguasai pasar SUV dengan produk adalannya yaitu Fortuner. Disusul Mitsubishi Pajero dan Honda CR-V pada urutan kedua dan ketiga. Sedangkan Nissan X-Trail harus puas di posisi keempat (sumber). Menjelang akhir 2015, Honda memberikan kejutan pada pasar otomotif nasional. Produk terbarunya yaitu HR-V, yang merupakan kombinasi city car dan SUV, berhasil menguasai pasar di kelasnya, hanya dalam hitungan bulan. Bukan hanya di kelas SUV, HR-V berhasil menjadi mobil terlaris kelima sepanjang 2015 (sumber).

Prediksi Perang SUV 2016

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo), melalui Ketua Umum I,  Jongkie D Sugiarto,  memprediksi pasar otomotif domestik 2016 akan naik sekitar 5% (sumber). Meskipun market otomotif pada tahun 2015 sempat menurun, tetapi 2016 diyakini akan kembali meningkat.

Dasar optimisme peningkatan tersebut adalah indikator makro ekonomi Indonesia, nilai tukar rupiah dan pembangunan infrastruktur jalan. Bagaimana dengan pasar otomotif di kelas SUV? Apakah akan turut meningkat atau justru menurun?

Honda dan pruduk SUV-nya, mengawali tahun 2016 dengan gemilang. Salah satu produk teranyarnya, Honda BR-V berhasil memikat pecinta otomotif nasional. Mobil produk perdananya yang baru diserahkan akhir Januari 2016 itu, langsung menguasai pasar Low SUV. Dari 10 daftar mobil terlaris Januari 2016, dua diantaranya berjenis SUV (Low SUV). Kedua SUV tersebut adalah produk teranyar Honda, yaitu BR-V dan HR-V. Honda BR-V berada di posisi kedua mobil terlaris, terjual 6.627 unit dan HR-V laku terjual 3.349 unit berada pada perigkat ketujuh. (sumber). Jadi, Honda berhasil menguasai pasar SUV Indonesia. Keberadaan HRV dan BR-V berpotensi akan mendongkrak penjualan SUV sepanjang 2016. Sehingga, ada indikasi pasar SUV akan meningkat.

Strategi Honda yang mengeluarkan HR-V dan BR-V dalam rentang waktu singkat, cukup ampuh untuk menguasai pasar SUV, utamanya di segmen Low SUV. Masuk bulan kedua, Honda BR-V telah mencatatkan penjualan total mencapai 12.202 unit dan menjadi kembali memimpin pasar Low SUV dengan pangsa pasar sebesar 51% (Sumber). Sepertinya, dalam beberapa bulan ke depan, Low SUV akan tetap dikuasai oleh Honda. Melalui HR-V dan BR-V, Honda akan tetap menikmati manisnya pasar compact atau low SUV, setidaknya dalam beberapa bulan kedepan. Tentunya jika tidak ada produk fenomenal dari para kompetitornya.

Mengingat akan ada pemeran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2016 pada April mendatang, yang memungkinkan hadirnya figur pesaing bagi HR-V dan BR-V. Jika saja Toyota memboyong crossover teranyarnya yaitu C-HR ke Indonesia, sepertinya bisa mengurangi dominasi Honda. Dengan teknologi canggih dan desain yang futuristik, Toyota  CH-R berpotensi menguasai pasar di kelasnya. Toyota C-HR kabarnya dijual tahun 2016, terlebih dahulu mengisi pasar otomotif Eropa. Belum diketahui kapan akan masuk ke Indonesia, “tunggu tanggal mainnya saja” ucap PR Manager Toyota Astra Motor. (sumber).

Bagaimana dengan Medium SUV? Banyak kendaraan yang bermain di Kelas medium SUV, antara lain  Toyota Rush, Daihatsu Terios, Nissan X-Trail, Mitsubishi Outlander, Ford EcoSport, Hyundai Tucson, Mazda CX-5 dan Subaru XV. Bagi pecinta SUV medium dengan penggerak 4 Roda, tentu akan memilih Subaru XV dengan konsep All Wheel Drive (AWD), tak ada pilihan selain itu. Siapkan dana sekitar Rp 400 juta untuk dapat membawa pulang Subaru XV. Mazda CX-5 yang mendapat predikat Best Medium SUV 2015, sempat menjadi favorit tahun 2013 -2014, dengan angka penjualan yang relatif baik, lebih dari 7.000 unit. Namun, karena semakin banyak competitor dengan harga yang lebih rendah, penjuaan Mazda CX-5 pun menurun.

Tahun 2016, Nampaknya, Duo Rush dan Terios yang memiliki keunggulan pada harga yang terjangkau, akan tetap menguasai pasar medium SUV. Tetapi, All New Nissan X-Trail agaknya masih berpotensi menduduki posisi 5 besar, mengingat inovasi dan teknologi yang disandangnya. Pun demikian dengan Mitsubishi Outlander.

Di kelas High atau Total SUV, diisi antara lain oleh Toyota Fortuner, Mitsubishi Pajero, Honda CR-V, Suzuki New Grand Vitara, Ford All New Everest, Subaru Forester, Chevrolet Captiva,  Hyundai Santa Fe, Kia New Sportage dan All New Sorento serta Mercedes M dan GL Class. Pasar High SUV masih akan didominasi oleh rival abadi Fortuner dan Pajero. Keduanya memiliki karakter yang tegas, yang masih sangat diminati masyarakat. Honda CR-V harus berbesar hati berbagi pasar dengan “adik-adiknya”, yaitu Honda BR-V dan HR-V.
 
Fortuner Vs Pajero (sumber gambar: otolovers.com)
Sang "Raja" SUV, Toyota Land Cruiser, nampaknya tak perlu turut repot-repot mengikuti "Perang SUV". Dengan harga mencapai Rp 1,8 Milyar, Land Cruiser memiliki pasar tersendiri. Begitu juga dengan Mercedes M dan GL Class, dengan harga Milyaran Rupiah, Mereka memiliki target konsumen kelas atas.

 Artikel ini sebelumnya telah saya posting di Kompasiana.com





Tidak ada komentar:

Posting Komentar