Minggu, 27 Maret 2016

Sejarah dan Prediksi Nasib All New Innova: Perang Saudara atau Akan Pindah Ke Lain Hati?


Interior ALl New Innova Tipe Tertinggi (toyota.astra.co.id)
Toyota, sebuah pabrikan otomotif yang dikenal dunia, produknya ada di mana-mana. Salah satu produk yang sangat terkenal dan fenomenal adalah Kijang. Merk dagang Toyota Kijang yang sejak pertama diluncurkan tahun 1975 (generasi pertama), hingga Kijang Innova yang baru diluncurkan akhir 2015 lalu (generasi VI), selalu menarik perhatian. Masa perkembangan dan transisi dari generasi ke generasi, selalu dinanti. Oleh sebab itu, saya tertarik untuk mengulas generasi terbaru Kijang ini.


Dua puluh tiga Nopember 2015, Hotel Fairmont menjadi tempat peluncuran sang legenda Kijang, dengan tema The Legend Reborn. Sang legenda generasi keenam itu diberi nama All New Innova, digemborkan memiliki performa dan fitur lebih baik dari generasi sebelumnya, mengandung 90% komponen baru, 85% komponen local dan hasil rancangan desainer Indonesia. Toyota Astra Motor (TAM) selaku agen pemengan merk Toyota di Indonesia, memasang target penjualan 5000 unit/bulan. Apakah kini target itu telah tercapai dan penjualannya akan stabil sesuai target? Belum bisa dilihat apakah target tersebut telah tercapai, karena penjualan pada awal-awal peluncuran biasanya untuk memenuhi pesanan konsumen yang penasaran dengan All New Innova. Paling tidak harus menunggu hingga satu semester ke depan. 


Rapor Cemerlang Innova 


Berdasarkan berita yang muncul di kompas.com tanggal 21 Desember 2015, diketahui bahwa Innova meraih peringkat 4 dari deretan 5 mobil penumpang terlaris 2015. Innova laku terjual  37.396 unit. Tak perlu ditanya siapa juaranya, jelas juaranya adalah mobil sejuta umatnya Toyota, Avanza, yang laris manis dengan penjualan 125.506. Disusul Low Cost Car –masih milik Toyota- Agya, yang terjual 51.908 unit. Saya agak anti dengan penggunaan istilah Green pada Low Cost Green Car (LCGC), karena konsep Green masih tidak jelas, jadi sebut saja Low Cost Car. Tahun 2014 pun Innova berada pada posisi keempat terlaris, dengan penjualan 56.157 unit. Deretan peringkat dan angka yang bisa dibilang sebuah prestasi yang memuaskan. Rapornya cemerlang.

Sejarah Penurunan Penjualan Innova dan Eksistensi Kompetitor 


Secara umum, memang banyak faktor yang mempengaruhi angka penjualan suatu produk. Mudahnya, bisa kita golongkan menjadi 2, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal produsen, dipengaruhi harga dan variasi produk. Sedangkan faktor eksternal, dapat dipengaruhi kondisi ekonomi konsumen, produk competitor, dan sebagainya. Kondisi ekonomi konsumen terlalu rumit untuk diuraikan, jadi tidak perlu dibahas. Mari kita lihat bagaimana sejarah penjualan Innova dibanding kompetitor. Dilihat dari ukuran dan volume kabin, Innova memang sudah tidak punya lawan tanding yang sepadan. Lawannya adalah kelas Low atau mini MPV. 

Meskipun 2014 dan 2015 berada pada posisi 4, tetapi terjadi penurunan jumlah penjualan yang tidak sedikit, mencapai 18.761unit. Mengapa demikian? Padahal, kompetitor Innova yang setara (MPV/ LMPV))- sebut saja Nissan Grand Livina, penjualannya tidak bergairah, menurun drastis. Berdasarkan release laporan Gaikindo, Tahun 2015 (selama 11 bulan), tulang punggung Nissan itu hanya terjual 7.646 (sumber: http://www.autogaya.com/). Padahal Grand Livina telah direvisi menjadi All New Grand Livina HWS pada 2014, tetapi sepertinya tidak mendongkrak pemasaran. Jadi, bukan Grand Livina yang mempengaruhi penurunan penjualan Innova.
Grand Livina (sumber gambar: nissan.co.id)
Nasib yang sama dialami oleh Mitsubishi Grandis. Grandis sebenarnya hadir untuk mengambil bagian pasar Honda Stream dan Odyssey. Dilihat dari ukuran dan volume kabin, Grandis bisa disebut sebagai lawan tanding yang sepadan untuk Innova. Sayangnya, Grandis sudah tidak muncul lagi. Sejak diperkenalkan tahun 2005, penjualannya tidak begitu memuaskan. Padahal Grandis sudah meraih berbagai penghargaan, sedikitnya ada 5 penghargaan, yaitu Best MPV, Winner Premium of Family Car, Best Premium MPV, Favorit Premium MPV dan Best Large MPV. Sepertinya tidak ada yang kurang dengan Grandis. Sejak diluncurkan, langsung merajai pasar MPV. Buktinya, Tahun 2008, KTB selaku agen Mitsubishi Indonesia meluncurkan 2 varian baru Grandis, untuk mengokohkan posisi puncak MPV mewah.  Tetapi sepertinya tidak bertahan lama, tumbang juga. Bahkan kini MPV yang terlihat sylish dan luxury itu jarang ditemui di jalan raya. Jadi bukan juga Grandis yang mempengaruhi penjualan Innova.
Mitsubishi Grandi (sumber gambar:topgir.com)



Pabrikan mobil asal India, Tata Motors, pun ingin bersaing di kelas MPV. Menggunakan nama Aria, Tata mencoba peruntungan di kelas MPV bermesin Diesel. Aria diperkenalkan tahun 2013 dan dibanderol dengan harga termurah 219,5 juta (OTR Medan) dan termahal 290,9 juta (OTR Bali) (sumber: tatamotors.co.id). Bagaimana penjualannya? Selama 16 bulan beroperasi di Indonesia, Tata Motor mampu menjual 1000 unit untuk semua tipe (sumber: http://autotekno.sindonews.com/). Memang tidak bisa dibandingkan dengan Mitsubishi, Nissan apalagi Toyota. Angka itu cukup “menarik” bagi Tata sebagai pendatang baru.

Tata Aria (sumber gambar: tatamotors.co.id)

Pada ajang Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS) 2015 di Serpong, Presiden Direktur Tata Motor Distribusi Indonesia mengatakan bahwa mereka tidak menghadirkan passanger car (kendaraan penumpang) karena ingin fokus ke kendaraan komersial (sumber: http://otomotif.tempo.co/). Apakah itu berarti mereka “kapok” bersaing di kelas mobil penumpang, termasuk MPV? Bisa jadi. Eksistensi pabrikan Jepang, terlalu mendominasi. Jadi, jelas bahwa Tata Motor juga bukan faktor yang berpengaruh terhadap penurunan Penjualan Innova! 


Bagaimana dengan Honda? Senjata baru Honda, Mobilio dan H-RV, tepat menembak hati peminat mobil penumpang, mini MPV dan SUV. Sejak diluncurkan 2014, Mobilio laris terjual 79.288 unit. Peringkat 2 mobil penumpang terlaris pun diduduki Mobilio. Tetapi, penjualannya langsung anjlok hampir 50% (41.189 unit) di tahun 2015. Anjloknya penjualan Mobilio pada 2015 sebenarnya sudah bisa diprediksi. Mobilio memang diproyeksikan untuk konsumen mobil pertama (konsumen baru). Apalagi setelah Blue Bird menggunakan Mobilio sebagai armada taksinya. Citra Mobilio pun turun. Honda tak bisa berbuat banyak untuk mengangkat kembali citra Mobilio. Untungnya, momentum itu bisa dimanfaatkan oleh HR-V, yang laku terjual 34.469 unit. Penjualan Honda pun kembali meningkat. Inilah salah satu faktor terkuat yang mempengaruhi penjualan Innova. Strategi pemasaran jitu dan momentum yang tepat, membuat Honda menguasai pasar. Pada akhirnya, penjualan Innova terjun bebas.
Honda Mobilio (sumber gambar: honda-indonesia.com)

Dominasi Honda melalui Mobilio dan HR-V, bukan hanya mampu menguasai pasar mini/low MPV dan mempengaruhi pasar Innova, tetapi juga mampu membuat General Motor (GM) menutup pabrik Chevrolet Spin. Pada akhir Juni 2015, GM terpaksa merumahkan karyawan pabrik Spin. Penjualan Spin jauh dibawah target, perhitungan untung-rugi pabrik tak seimbang. Kini mereka lebih memilih menjadi distributor. Dampaknya, harga Spin pun anjlok. Luar biasa kekuatan MPV pabrikan Jepang, mampu “mengusir” pabrikan Amerika.  

Apa Yang Ditawarkan All New Innova? 

All New Innova diketahui memiliki 13 varian, dengan harga pada kisaran 285,4 juta untuk tipe G Manual Gasoline hingga 427,2 juta untuk tipe Q Automatic Diesel (sumber: http://www.toyota.astra.co.id/). Harga yang tidak murah. Harga generasi sebelumnya, Grand New Innova, pada kisaran 230 juta hingga 346 jutaan. Untuk “mengaburkan” selisih harga yang tinggi itu, Pada All New Innova tidak ada tipe J dan E (tipe terendah Innova generasi sebelumnya), hanya ada tipe G, V dan Q. Inilah cerdasnya strategi pemasaran All New Innova: mengaburkan selisih harga yang tinggi dari generasi sebelumnya.

Apa yang yang bisa didapat pembeli dari All New Innova dengan harga itu? Mari kita mulai dari mesinnya. All New Innova Gasoline masih menggunakan mesin Innova generasi sebelumnya, mesin lama. Mesin gasoline mengandalkan seri 1TR FE 1.998cc 16 katup DOHC VVT-I, yang juga digunakan oleh Toyota Hiace dan Hilux. Sedangkan mesin diesel dengan seri 2GD-FTV 2393cc VNT Intercooler untuk mesin diesel. Mesin tersebut mampu menghasilkan tenaga hingga 150 tenaga kuda dan digunakan juga pada Toyota Fortuner dan Hilux, mobil yang memiliki beban kerja berat. Innova generasi sebelumnya menggunakan mesin 2KD FTV VNT Intercooler, hanya mampu menghasilkan tenaga sekitar 101 tenaga kuda. Kesimpulannya secara umum tidak ada yang signifikan dengan mesin All New Innova Gasoline dan terjadi peningkatan tenaga yang signifikan dengan mesin diesel All New Innova tetapi harus mengeluarkan uang minimal 310 juta.
Mesin All New Innova: sumber gambar: toyota.astra.co.id)
Selanjutnya pindah ke interior. Interior All New Innova memang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Kali ini interiornya lebih mewah dan dilengkapi fitur yang menarik. Seperti Elegance Intrument Panel, Auto A/C, 8” touchscreen dengan advance technology, Advance Entertainment System, Miracast (konektifitas layar Hp dan monitor entertainment mobil), New Premium Illuminating Lamp, TFT Type MID dan All Auto Window.  Tetapi, sayangnya, kelengkapan fitur tersebut hanya dilengkapi pada tipe V dan Q, dengan harga terendah 329 juta. Fitur baru yang ada pada semua tipe hanyalah Eco-mode and Power-mode dan voice command untuk audio mobil.
Tampilan Interior Kabin All New Innova tipe Q (sumber gambar: toyota.astra.co.id)
Pun dengan fitur keamanan, yang lengkap hanya pada tipe tertinggi. Seperti fitur Curtain Shield AirBags dan Side AirBags yang hanya ada pada tipe Q Diesel, dengan harga 405,8 juta. Dual SRS airbags memang sudah menjadi standar keamanan Innova. Yang beda kali ini adalah dilengkapinya Knee aibag yang mampu melindungi kaki dari benturan.

Fitur Keamanan ALl New Innova (sumber gambar: toyota.astra.co.id)
Sistem keamanan lain yang cukup vital yaitu Antilock Braking System (ABS). Pada Innova lawas, ABS hanya diaplikasikan pada tipe V. Tetapi pada All New Innova, semua tipe dilengkapi ABS yang dipadukan dengan teknologi Electronic Brake force Distribution (EBD), yang berfungsi mencegah roda terkunci saat pengereman dan mengontrol distribusi gaya pengereman. Teknologi ini menjadi daya tarik tersendiri bagi calon pembeli All New Innova. 

Aspek lain yang tak kalah mencuri perhatian adalah desain ekterior. Sama seperti aspek lain, fitur-fitus istimewa hanya ada pada All New Innova tipe tertentu, tipe tertinggi yaitu V dan Q. Seperti New LED Projector Headlamp, 17” Alloy Wheel dan Smart Close Back Door yang hanya ada pada tipe Q Diesel. Tipe lain hanya menggunakan velg 16 inchi. 

Bagaimana dengan desain body? Body All New Innova memang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Tampak depan, jelas sekali lekukan dan grid khas Toyota terbaru. Tetapi, jika dilihat dari samping, memulai pandangan dari moncong mobil kemudian bergeser ke arah belakang, seperti ada yang aneh.
Komparasi Innova dan Fortuner
Desainnya seperti tidak ada koneksi dari tengah hingga ke sisi belakang (bagian ekor). Terlihat sekali seperti ada yang dipaksakan. Kaca jendela paling belakang All New Innova sangat identik dengan kaca bagian belakang Fortuner yang posisinya diubah.

Desain bagian belakang All New Innova pun seperti hasil perpaduan bagian belakang beberapa mobil. Bagian belakangnya tampak seperti adopsi dari bagian-bagian Mitsubishi All New Pajero, Toyota Grand New Avanza dan Toyota Fortuner.

Desain Bagian Belakang All New Innova yang terkesan hasil kolaborasi desain All New Pajero, Fortuner dan Grand New Avanza
Kita memang harus mengapresiasi para desainer Toyota yang telah berhasil mendesain indahnya desain depan All New Innova dan tegasnya body samping hingga tengah. Tetapi sepertinya mereka terlalu fokus ke desain depan dan sudah “lelah” saat mendesain bagian belakang. Sepertinya, -sekali lagi sepertinya- memang begitu. Tetapi, desain body adalah urusan selera. Siapapun boleh menyukai dan mengkritik.

Kesimpulannya, kelengkapan fitur keamanan, kenyamanan dan kemewahan hanya ada pada tipe midle dan high (tipe V dan Q). Tipe terendah hanya diberi beberapa fitur saja. Apakah fitur dan fasilitas yang tertanam pada All New Innova (pada semua tipe) sesuai dengan harganya?. Sepertinya tidak, sepertinya terlalu mahal. Semoga saja ada “revisi” harga atau peningkatan fitur, khususnya tipe terendah (G). Apalagi, saat ini masyarakat sudah cerdas dalam memilih mobil dan membandingkan harga terhadap fasilitasnya. 

Kompetitor Sesungguhnya All New Innova: Perang Saudara 

Dilihat dari faktor internal, Toyota Astra Motor (TAM) mengeluarkan berbagai tipe dan varian mobil. Sedan, Hatchback, MPV, SUV, Commercial, Sport, hingga Hybrid, menjadi koleksi Toyota. Di kelasnya, MPV, All New Innova memiliki 5 saudara lain, yaitu Alphard, Vellfire, NAV1, Veloz dan Avanza. Mungkin kita bisa menghapus nama Alphard, Vellfire, NAV1 dari daftar persaingan satu kelas, karena selisih harga sangat tinggi. Kini, saingannya hanya Veloz dan Avanza, mobil sejuta umat yang tak pernah luput dari tiap meter jalan raya.

Veloz yang diberi harga 207,8 juta hingga 230,5 juta dan Avanza dengan harga 184,2 juta hingga 214,6 juta itu adalah saingan berat calon pembeli All New Innova. Di sinilah terjadi perang saudara satu kelas. Seseorang yang hendak membeli mobil, bisasanya memang sudah memiliki target dan mempertimbangkan fungsi serta menfaatnya. Harga pun tentu menjadi faktor penentu selanjutnya. Dengan harga terendah 285,4 juta, calon pembeli All New Innova bisa saja berfikir ulang dan mencari alternative lain, seperti Veloz atau Avanza. Sisa uang dari selisih harga bisa menjadi tabungan yang jumlahnya tidak sedikit. Tetapi berbeda dengan penggemar fanatic Kijang Innova, pasti akan tetap melirik All New Innova. Mungkin ini yang dibidik Toyota pada All New Innova. 

Atau bisa saja calon pembeli All New Innova akan pindah kelas, melirik SUV Toyota, seperti Rush dan Fortuner. Rush yang dibanderol 234,5 juta – 262,45 juta, bisa saja menggoda calon pembeli All New Innova. Bagaimana nasib Innova termahal (Innova Diesel tipe Q Automatic) yang dibanderol 427,2juta? meskipun mobil diesel memiliki penggemar tersendiri, tetapi peminatnya belum bisa mengalahkan peminat mobil berbahan bakar premium. Sehingga, tidak menutup kemungkinan bahwa orang akan lebih memilih membeli Fortuner ketimbang Innova Diesel. Hanya tinggal menambah uang sekitar 14,2 juta, sudah mendapatkan Fortuner tipe G Manual.

Dengan demikian, perang saudara pun tak terelakkan. Perpindahan kelas dari MPV ke SUV pun sangat mungkin terjadi. Tetapi perang saudara semacam ini, masih tetap menguntungkan Toyota dan TAM. 

Pindah Ke Lain Hati (Baca: Pindah Ke Pabrikan Lain) 

Jika hanya perang saudara atau pindah kelas, tentu tidak berpengaruh besar terhadap penjualan total Toyota. Tetapi, bagaimana jika calon pembeli All New Innova tergiur dengan godaan mobil pabrikan lain? All New Pajero, misalnya. All New Pajero Sport ditawarkan dengan harga mulai dari 446 juta hingga 623 jutaan. Varian terendahnya hanya selisih 18,8 juta dari varian tertinggi All New Innova. Dengan menambah dana sekitar 18 jutaan, calon pembeli All New Innova Diesel Q bisa saja berpindah ke All New Pajero, yang tampak lebih gagah di setiap medan jalan. Bisa saja calon pembeli All New Innova Diesel Tipe Q mengurungkan niatnya untuk menikmati mobil diesel, dan beralih ke All New Pajero. Sangat mungkin terjadi.

Jika terjadi demikian, jelas tidak menguntungkan bagi Toyota. Kehadiran mobil teranyar dan kelas yang relative setara dan harga bersaing ketat, dapat mengganggu eksistensi dan penjualan All New Innova. Tentunya akan menggangu keuntungan Toyota. Alih-alih hanya “perang saudara”, justru pindah ke lain hati (baca: lain pabrikan). Mungkin ini layak dipertimbangkan oleh Toyota, khususnya TAM, untuk kembali mempelajari harga jual All New Innova. Kini, konsumen semakin cerdas.   

Salam Otomotif.

(Artikel ini sebelumnya telah saya posting di kompasiana.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar