Rabu, 16 Maret 2016

Ketapang dan Kayong Utara, Dua Saudara yang Layak Jadi Destinasi Wisata



Beberapa bulan yang lalu, saya mendapat tugas untuk monitoring dan verifikasi di beberapa sekolah di Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat. Perjalanan dimulai dari Yogyakarta, melaui Bandara Adisucipto menuju Bandara Supadio, Pontianak, -transit di Bandara Soekarno-Hatta (SoeTa). Dengan menumpang penerbangan pertama, pukul 6, tiba di SoeTa 1 jam kemudian. Sekitar 90 menit kemudian, perjalanan dilanjutkan dari SoeTa menuju Supadio, Pontianak. Setelah Take Off, dan sekitar 40 menit di udara, saya disuguhi pemandangan indahnya langit Pontianak dan seksinya lekuk liku aliran Sungai Kapuas. Keindahan yang memaksa saya untuk mengeluarkan kamera saku dari tas kecil saya. 
Percabangan Sungai 

Dari Pontianak Menuju Ketapang, saya lanjutkan dengan menumpang pesawat ATR 72 Turbo-Prop milik KalStar, satu-satunya maskapai yang melayani penerbangan Pontianak-Ketapang-Pontianak. Dengan waktu tempuh sekitar 30 menit, rasanya sangat singkat. Bagaimana tidak? waktu 30 menit terlalu singkat untuk menikmati Pemandangan Kalimantan Barat dari ketinggian, yang begitu indah. Aliran dan cabang sungai Kapuas begitu memanjakan mata.  


Indahnya aliran dan percabangan sungai Aliran dan cabang sungai yang mengular 

Tiga puluh menit kemudian, saya mendarat di Bandara Rahadi Usman, Ketapang. Bandara yang representatif untuk penerbangan lokal dengan pesawat kecil. Sebagai Coffee Lover, tiba di Ketapang, saya langsung mencoba kopi khasnya. DI bandara Ketapang, ada kafe yang menjual beraneka minuman, dengan kopi sebagai salah satu sajian minum andalan.  


Harga kopi di Bandara Rahadi Usman, sangat murah untuk ukuran cafe yang berlokasi di bandara, hanya Rp 7.000. Sangat murah to?. Harga yang murah untuk kopi yang enak dan tempat yang nyaman.  

Selesai ngopi, perjalanan dilanjutkan menuju hotel. Ada cukup banyak hotel di Ketapang, antara lain Aston Ketapang, Borneo Emerald Hotel dan Onyx Hotel. Dengan alasan dekat lokasi monitoring dan harganya relatif murah, saya menginap di Hotel Onyx. Fasilitasnya relatif lengkap, ada kolam renangnya juga. Saat malam, saya diajak makan di salah satu warung makan yang cukup ramai pengunjung, sepertinya itu salah satu warung makan favorit. Saya disajikan salah satu makanan khas Ketapang, namanya Pengkang. terbuat dari ketan dan diisi udang. Pengakang akan lebih nikmat jika disajikan bersama Kopi. 

Pengkang, makanan khas Ketapang 

Bagi pecinta batu cincin, Ketapang bisa dibilang salah satu surga batu cincin. Namun karena saya bukan penghobi batu cincing, jadi tidak mengeksplorasi tempat dan jenis batu yang ada di Ketapang. Tapi, saya beruntung, mendapat kenang-kenangan 2 buah batu cincin, salah satunya bernama Kecubung Kopi. (Pecinta Kopi dapat kenang-kenangan Kecubung Kopi,hehehehe). 



Hari berikutnya, saya melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Kayong Utara. Kayong Utara adalah hasil pemekaran dari Kabupaten Ketapang, tahun 2007. Saya sempat bertanya kepada teman yang mengantar, kenapa dinamakan Kayong Utara? dan Dimana Kayong Selatan? Ternyata, tidak ada Kayong Selatan.hehehe... 

Dahulu, Ketapang juga sering disebut Kayong. Jadi, untuk menghindari kesalahpahaman maksud penyebutan, maka nama kabupaten hasil pemekaran dari Ketapang itu diberi akhiran Utara, "Kayong Utara", karena lokasinya disebelah utara. 

Waktu tempuh dari Ketapang ke Kayong Utara sekitar 2 Jam, dengan kecepatan santai 50-70Km/Jam. Disepanjang perjalanan, disuguhi hutan rindang, perbukitan, pemukiman penduduk yang banyak dimanfaatkan untuk sarang burung walet dan pepohonan durian liar. kebetulan saat ini sedang awal musim durian. Selain pecinta kopi, saya juga pecinta durian, jadi saya sempatkan mencicipi durian Ketapang. Ukurannya kecil tapi rasanya sangat manis. 

Mencicipi Durian Ketapang 

Pemandangan Ketapang-Kayong Utara Selama di perjalanan menuju Kayong Utara, teman yang merupakan penduduk asli Ketapang, bercerita banyak tentang Kayong Utara. Salah satunya tentang sejarah dan upaya pemekaran Kabupaten Kayong Utara (KKU). Dia bercerita, bahwa ada satu putra daerah yang giat mengupayakan KKU adalah Oesman Sapta Odang, dikenal dengan OSO. Beliau adalah pengusaha sukses dan politisi besar. Sekarang menjabat wakil ketua MPR RI. di Kayong, Beliau memiliki sebuah hotel, di tepi Selat Karimata. 

Karena penasaran, setibanya di Kayong Utara, saya minta memutuskan utnuk menginap di Hotel milik OSO, namanya Hotel Mahkota Kayong. Harga kamar permalamnya cukup terjangkau, dengan Rp. 450.000/malam, kamar mendapat view indah selat Karimata. 





Ngopi di Balkon Hotel Kayong dan Pemandangan Tepi Selat Karimata dari Hotel Kayong  

Sebenarnya banyak lokasi wisata di Kayong Utara, yang layak dijadikan destinasi wisata. Salah satunya adalah Taman Nasional Gunung Palung, yang konon memiliki panorama yang indah. Namun, karena keterbatasan waktu, saya tidak sempat berkunjung ke sana. Mungkin lain waktu, jika diberi kesempatan dan dana lebih,hehehe...

(Artikel ini sebelumnya telah saya posting di Kompasiana.com)
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yosepefendi/ketapang-dan-kayong-utara-2-saudara-yang-layak-jadi-destinasi-wisata_564c79ca7193732c09e5b974

1 komentar:

  1. terimasih sudah mampir di tanah kayong, di tanah kayong dikenal sebagai penghasil kopi robusta,di ketapang banyak terdapat kedai kopi yang bergaya tiam, yakni kopi yang disaring dengan kain.esok kapan waktu main lagi ke ketapang yap

    BalasHapus