Aneka SUV (sumber gambar: situs resmi Toyota Astra, Hyundai, Ford, Honda, Subaru, Mitsubishi (KTB), Chevrolet, Nissan dan Mazda) |
Indonesia, merupakan area pasar otomotif yang sangat menggiurkan.
Produsen otomotif Internasional, seperti dari Jepang, Amerika dan Eropa
berlomba-lomba menarik hati masyarakat Indonesia, untuk membeli mobilnya. Siapa
yang menang dari perlombaan tersebut? Tak diragukan lagi, pemenangnya adalah
produsen asal Jepang. Mobil yang paling banyak terjual adalah tipe Multi
Purpose Vehicle (MPV), yang memiliki keunggulan dalam mengangkut penumpang dan
barang, dari segi kuantitas.
Selain MPV, tipe mobil lain yang laku keras di Indonesia adalah Sport
Utility Vehicle (SUV). Mobil SUV identik dengan kendaraan penumpang yang
memiliki kemampuan bermanuver, bahkan pada kondisi jalan yang sulit. Sehingga, sejatinya SUV dilengkapi dengan teknologi
yang mendukung manuvernya, salah satunya adalah teknologi sistem pemindah
tenaga 4 roda (4 Wheel Drive/4WD atau 4X4). Namun, di Indonesia, banyak SUV
yang tidak memiliki karakteristik tersebut, cukup penggerak 2 roda (2 Wheel
Drive/2 WD atau 4X2). Karena SUV laris manis di perkotaan, dengan kondisi jalan
yang cenderung baik dan rata, sehingga tidak terlalu membutuhkan teknologi penggerak
4 roda (4WD).
Teknologi 4 WD atau 4X4 memang jarang dibeli masyarakat. Berdasarkan
data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) per Januari –
Februari 2016, kendaraan 4X4 hanya laku 912 unit, mendapat porsi 0,5% pasar
otomotif Indonesia. Sedangkan kendaraan 4X2 laku terjual 103.411 unit,
menguasai pasar otomotif dengan porsi 59,7%. Fakta itu disebabkan oleh tingginya
harga kendaraan 4X4. Oleh sebab itu, produsen otomotif sepertinya berfikir
seribu kali untuk mengeluarkan kendaraan 4WD atau 4X4, khawatir tidak laku.
Reduksi Teknologi Demi Harga Jual
Salah satu faktor yang dapat menekan harga sebuah SUV adalah hanya menggunakan
power train 2 roda. Komponen penggerak 4 roda harganya cukup mahal. Selain itu,
mobil dengan penggerak 4 roda (4X4) dikenakan pajak penjualan yang lebih tinggi
dibanding 4X2. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.22 tahun 2014, kendaraan 4x4
dikenai pajak penjualan 40%, sedangkan mobil 4X2 hanya dipajak 20%. Sehingga, produsen harus berpikir keras
sebelum meluncurkan mobil 4X4.
Kalaupun ada varian dengan penggerak 4 roda, biasanya dibanderol dengan
harga tinggi, yang memang dikhususkan untuk penggila mobil 4WD. Sebagai contoh, Toyota Fortuner dengan
penggerak 4 roda pada tipe 2VRZ 4X4 A/T dijual dengan harga Rp 631.500.000.
Sedangkan yang identik dengan itu, tetapi menggunakan sistem penggerak 2 roda,
yaitu tipe 2VRZ A/T “hanya” dijual dengan harga Rp 494.000.000 (sumber). Perbedaan harganya sangat jauh. Itulah yang
menyebabkan SUV 2 WD atau 4X2 lebih laris.
Pun demikian dengan kompetitor abadi Toyota Fortuner, yaitu Mitsubishi
Pajero. Pajero tipe Dakar dengan penggerak 4X4, dibanderol dengna harga Rp
623.000.000. Sedangkan tipe Dakar 4X2 “hanya” Rp 496.000.000 (sumber). Harganya tak jauh berbeda dengan
Fortuner, ya karena Mereka berkompetisi secara ketat.
Atau Nissan yang belum “berani” mengeluarkan All New X-trail (Klik Review Nissan) penggerak 4
roda. All New X-Trail yang pada triwulan pertama 2015 sempat menjadi pemimpin
pasar SUV, masih bertahan dengan image
SUV dengan harga terjangkau. Padahal, di Negara asalnya, Jepang, All New
X-Trail tersedia varian 4X4. Tentunya dengan harga yang lebih tinggi daripada
penggerak 2 roda (4X2). Begitu juga di Thailand, All New Nissan X-Trail dilengkapi
dengan powertrain 4X4. Belum diketahui apakah Nissan tertarik menjual All New
X-Trail 4X4 di Indonesia.
Perang Pasar SUV Tahun 2014 dan 2015
Di Indonesia, SUV memiliki beberapa kategori, seperti Enty Level atau Low,
Medium atau Middle dan High atau Total SUV. Kategori tersebut bisa berdasarkan
harga, volume mesin dan ukuran body serta jumlah penumpang. Namun, belum ada nomenklatur yang jelas mengenai
mobil yang tergolong dalam kategori Low SUV hingga High/Total SUV. Semua
produsen memiliki nomenklatur yang berbeda, jadi sulit untuk mengelompokkan semua
SUV dari semua produsen ke dalam kategori tersebut.
Si kembar Toyota Rush dan Daihatsu Terios yang sering dikategorikan
dalam SUV kelas Enty Level/ Low dan Medium/ Midle, kerap menduduki puncak SUV
terlaris di kelasnya. Harganya yang terjangkau, menjadikan Rush dan Terios sering
disebut sebagai SUV “Sejuta Umat”. Tahun 2014, Rush tercatat sebagai SUV
terlaris, laku terjual 27.695 unit (Penjualan Januari – November). Disusul
kembarannya, Daihatsu Terios yang laku terjual 17.647 unit. Urutan ketiga dan
keempat diisi oleh High atau Total SUV, yaitu Toyota Fortuner dan Mitsubishi
Pajero, yang masing-masing terjual 16.985 unit dan 11.044 unit. Kedua Mobil itu
memang selalu bersaing ketat. Di urutan ke lima, diisi Honda CR-V yang terjual
8.549 unit. Selanjutnya Ford Ecosport, Mitsubishi
Outlander Sport, Mazda CX-5, Nissan X-Trail dan Nissan Juke diurutan keenam
hingga kesepuluh (sumber).
Awal tahun 2015, Nissan membuat gebrakan pasar. Setelah meluncurkan
generasi terbaru X-Trail, yaitu All New X-Trail 2014, langsung memimpin pasar
SUV. Triwulan pertama 2015, All New Nissan X-Trail menjadi SUV terlaris,
mengalahkan Honda CR-V, Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero (sumber). Mengapa kala itu All New X-Trail sangat
diminati konsumen? Mungkin karena terjadi perubahan drastis dari X-Trail
generasi sebelumnya. All New X-Trail mendapat prestasi Car of The Year di ajang Indonesia
Car of The Year (ICOTY) Auto Bild 2014 dan predikat “Most Favorite Car” pada ajang Indonesia International Motor Show (IIMS)
2014.
Prestasi itu sepertinya turut mendongkrak penjualan All
New X-Trail. Tetapi, sepertinya, faktor utama yang mendokrak penjualan adalah
teknologi dan fitur baru di X-Trail. Faktor tersebut antara lain adalah
performa, desain dan fitur unggulan dari X-Train. All New X-Trail mengandalkan 2 tipe mesin,
yaitu tipe MR20DD (2.000cc) dan QR25DE (2.500cc). Kedua mesin tersebut mampu
menghasilkan tenaga 144 PS dan 171 PS. Bandingkan dengan Mitsubishi Pajero
dengan kapasitas mesin 2500cc hanya menghasilkan tenaga maksimal 136 PS. Atau
Toyota Fortuner dengan mesin besar, yaitu 2.700cc hanya menghasilkan 163 PS,
masih unggul mesin QR25DE miliki All New X-Trail. (Review lengkap All NewX-Trail). Desain All New X-Trail pun berhasil
bervolusi.
Bulan Mei 2015, Toyota kembali menguasai pasar SUV dengan produk
adalannya yaitu Fortuner. Disusul Mitsubishi Pajero dan Honda CR-V pada urutan
kedua dan ketiga. Sedangkan Nissan X-Trail harus puas di posisi keempat
(sumber). Menjelang akhir 2015, Honda memberikan
kejutan pada pasar otomotif nasional. Produk terbarunya yaitu HR-V, yang
merupakan kombinasi city car dan SUV, berhasil menguasai pasar di kelasnya,
hanya dalam hitungan bulan. Bukan hanya di kelas SUV, HR-V berhasil menjadi
mobil terlaris kelima sepanjang 2015 (sumber).
Prediksi Perang SUV 2016
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo), melalui Ketua Umum I, Jongkie D Sugiarto,
memprediksi pasar otomotif domestik 2016 akan naik sekitar 5% (sumber). Meskipun market otomotif
pada tahun 2015 sempat menurun, tetapi 2016 diyakini akan kembali meningkat.
Dasar optimisme peningkatan tersebut adalah indikator
makro ekonomi Indonesia, nilai tukar rupiah dan pembangunan infrastruktur
jalan. Bagaimana dengan pasar otomotif di kelas SUV? Apakah akan turut
meningkat atau justru menurun?
Honda dan pruduk SUV-nya, mengawali tahun 2016 dengan
gemilang. Salah satu produk teranyarnya, Honda BR-V berhasil memikat pecinta
otomotif nasional. Mobil produk perdananya yang baru diserahkan akhir Januari
2016 itu, langsung menguasai pasar Low SUV. Dari 10 daftar mobil terlaris
Januari 2016, dua diantaranya berjenis SUV (Low SUV). Kedua SUV tersebut adalah
produk teranyar Honda, yaitu BR-V dan HR-V. Honda BR-V berada di posisi kedua
mobil terlaris, terjual 6.627 unit dan HR-V laku terjual 3.349 unit berada pada
perigkat ketujuh. (sumber).
Jadi, Honda berhasil menguasai pasar SUV Indonesia. Keberadaan HRV dan BR-V
berpotensi akan mendongkrak penjualan SUV sepanjang 2016. Sehingga, ada
indikasi pasar SUV akan meningkat.
Strategi Honda yang mengeluarkan HR-V dan BR-V dalam rentang
waktu singkat, cukup ampuh untuk menguasai pasar SUV, utamanya di segmen Low
SUV. Masuk bulan kedua, Honda BR-V telah mencatatkan penjualan total mencapai 12.202 unit dan menjadi kembali
memimpin pasar Low SUV dengan pangsa pasar sebesar 51% (Sumber). Sepertinya, dalam beberapa bulan ke depan,
Low SUV akan tetap dikuasai oleh Honda. Melalui HR-V dan BR-V, Honda akan tetap
menikmati manisnya pasar compact atau low SUV, setidaknya dalam beberapa bulan
kedepan. Tentunya jika tidak ada produk fenomenal dari para kompetitornya.
Mengingat akan ada pemeran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2016 pada April mendatang, yang memungkinkan
hadirnya figur pesaing bagi HR-V dan BR-V. Jika saja Toyota memboyong crossover
teranyarnya yaitu C-HR ke Indonesia, sepertinya bisa mengurangi dominasi Honda.
Dengan teknologi canggih dan desain yang futuristik, Toyota CH-R berpotensi menguasai pasar di kelasnya. Toyota
C-HR kabarnya dijual tahun 2016, terlebih dahulu mengisi pasar otomotif Eropa.
Belum diketahui kapan akan masuk ke Indonesia, “tunggu tanggal mainnya saja” ucap PR Manager Toyota Astra Motor.
(sumber).
Bagaimana dengan Medium SUV? Banyak kendaraan yang bermain di Kelas
medium SUV, antara lain Toyota Rush,
Daihatsu Terios, Nissan X-Trail, Mitsubishi Outlander, Ford EcoSport, Hyundai
Tucson, Mazda CX-5 dan Subaru XV. Bagi pecinta SUV medium dengan penggerak 4
Roda, tentu akan memilih Subaru XV dengan konsep All Wheel Drive (AWD), tak ada pilihan selain itu. Siapkan dana
sekitar Rp 400 juta untuk dapat membawa pulang Subaru XV. Mazda CX-5 yang
mendapat predikat Best Medium SUV 2015, sempat menjadi favorit tahun 2013
-2014, dengan angka penjualan yang relatif baik, lebih dari 7.000 unit. Namun,
karena semakin banyak competitor dengan harga yang lebih rendah, penjuaan Mazda
CX-5 pun menurun.
Tahun 2016, Nampaknya, Duo Rush dan Terios yang memiliki keunggulan pada
harga yang terjangkau, akan tetap menguasai pasar medium SUV. Tetapi, All New
Nissan X-Trail agaknya masih berpotensi menduduki posisi 5 besar, mengingat
inovasi dan teknologi yang disandangnya. Pun demikian dengan Mitsubishi
Outlander.
Di kelas High atau Total SUV, diisi antara lain oleh Toyota Fortuner,
Mitsubishi Pajero, Honda CR-V, Suzuki New Grand Vitara, Ford All New Everest, Subaru
Forester, Chevrolet Captiva, Hyundai
Santa Fe, Kia New Sportage dan All New Sorento serta Mercedes M dan GL Class. Pasar High SUV masih akan
didominasi oleh rival abadi Fortuner dan Pajero. Keduanya memiliki karakter
yang tegas, yang masih sangat diminati masyarakat. Honda CR-V harus berbesar
hati berbagi pasar dengan “adik-adiknya”, yaitu Honda BR-V dan HR-V.
Sang "Raja" SUV, Toyota Land Cruiser, nampaknya tak
perlu turut repot-repot mengikuti "Perang SUV". Dengan harga mencapai
Rp 1,8 Milyar, Land Cruiser memiliki pasar tersendiri. Begitu juga dengan
Mercedes M dan GL Class, dengan harga Milyaran Rupiah, Mereka memiliki target
konsumen kelas atas.